Jaman sekarang, siapa sih yang gak kenal istilah kepo. Saya rasa kosa kata anak gaul itu sudah mendarah daging dalam sanubari anak muda perkotaan, heheh.. sebenernya apa sih kepo itu? Hei, coba ketik deh kepo di google. Jadi katanya sih kepo itu artinya ingin tahu banget.
Oke, disini saya ingin sedikit mengkritisi sesuai judul postigan ini ‘perhatikan bahasamu’ heheh.. saya ingat sewaktu saya masih di semester pertama kuliah, saya mendapatkan mata kuliah bahasa Indonesia. Dosen bahasa Indonesia saya, ibu Titin Endrawati menuturkan bahwa bahasa itu ada bahasa yang baik, dan ada bahasa yang benar. Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi, sedangkan Bahasa yang benar adalah bahasa yang tentunya sesuai dengan kaidah bahasa baku. Saya tidak akan membahas tentang bahasa yang benar karena itu bukan jobdesc saya. Hehehe..
Oke, bahasa yang baik sekali lagi adalah bahasa yang sesuai dengan situasi. Lalu apa benang merahnya dengan kepo? Baiklah, mungkin dewasa ini kita sering mendengar kata kepo keluar tanpa hambatan dari bibir manusia (yaiyalah masa bibir buaya) disegala penjuru negeriku Indonesia yang mahsyur permai dikata orang. Istilah kepo memang lucu, buat lucu-lucuan juga cocok. Namun dibalik itu semua pasti ada sisi negatifnya bukan? Masa??!! :O
Sekarang coba renungkan, kepo itu apa? Ingin tahu banget. Oke, coba bayangkan kalau di dunia ini gak ada orang kepo. Gak ada orang yang ingin tahu diluar batas kewajaran manusia. Apakah dunia akan semegah ini? Apakah ilmu pengetahuan akan berkembang? Coba deh dijawab sendiri.
Sekarang kalau setiap keingintahuan itu adalah ke-kepoan bagaimana kalo kalian melihat teman lagi nangis terus disamperin sama orang, kemudian orang itu bertanya 'kamu kenapa nangis?' apa kalian bakal bilang orang itu kepo?? Lalu apa bedanya kepo sama care??
terus saat di kelas ada murid yang bertanya kepada dosen, apa kita manggil dia kepo juga? terus apa bedanya kepo sama respect??
kemudian kalau kampus menuntut kita membuat something, lalu satu kelas semua diam dan gak bergerak melakukan apapun, ada satu orang yang memberanikan diri untuk mengatur supaya kelasnya gak doing nothing, apa kalian juga bilang dia kepo? terus apa bedanya kepo sama berinisiatif??
Oke, kembali saya mengingatkan untuk memperhatikan bahasamu.
kepo bisa menyebabkan orang kehilangan kepercayaan dirinya.
coba bayangkan kalo teman kita yang punya rasa ingin tahu yang tinggi, ia selalu bertanya setiap hal yang belum dimengerti da kemudian kepo.. kepo.. kepo.. lama-lama ia juga akan kesal dan mungkin juga akan down. It just my opinion tapi saya rasa ada benarnya juga.
kepo bisa menyebabkan sosialisasi terganggu.
apabila setiap orang bertanya pada dirimu dan kamu selalu menjawab: “kepo deh.” Lama kelamaan orang lain akan malas untuk bertanya soal apapun sama kamu. Orang lain butuh jawaban, selama bukan aib atau rahasia Negara apa salahnya sih berbagi. Siapa tau dengan berbagi informasi, kita juga akan dapat informasi yang berguna. Bertukar informasi dapat meningkatkan hubungan pertemanan lho. Coba deh bayangkan kalo orang diem-dieman gak ada yang bisa di diskusikan. Pasti akan membosankan.
Saya menulis semua ini bukan bermaksud untuk mendukung aksi kepo lho ya. Selama masih dalam batas wajar dan tidak mengganggu privasi orang lain, saya rasa kepo itu sah saja. Beda halnya kalo kita sampai mengobrak-abrik isi file di memory ponsel seseorang, membaca semua sms yang ada di inbox orang lain, atau diam-diam membaca diary teman, itu namanya kepo yang dilarang. Hehe..
Itulah sedikit cuap-cuap saya tentang memperhatikan bahasa kita, dalam hal ini pengucapan kata ‘kepo.’ Semoga memberikan pencerahan bagi pembaca.
Follow me on twitter: @Zukhuu
Sumber: