Perjuangan tiga tahun kuliah di kampus merah
Akademi Pimpinan Perusahaan Jakarta telah berakhir. Yap, tanggal 29 bulan Agustus
tahun 2013 gw resmi lulus sebagai ahli madya manajemen industri melalui sebuah
sidang komprehensif yang lumayan membuat otak gw ngebul. Banyak hal yang gw
rasain selama menyusun tugas akhir. Satu hal yang gw pelajari bahwa setiap
orang memiliki tantangannya masing-masing. Ada yang dapet dosen
pembimbing baik banget, tapi dianya malah santai banget. Ada juga dianya punya
semangat menggebu-gebu tapi dospemnya gak asik. Terus gw masuk kategori yang
mana?
Mungkin gw kombinasi keduanya. Gw
punya semangat yang membara ditambah dosen pembimbing gw yang bener-bener
menjalankan tugasnya sebagai pembimbing. Bahkan beliau juga bertindak sebagai
motivator gw karena kadangkala di sela-sela bimbingan, beliau memberikan gw
kata-kata motivasi. Tapi seperti yang udah gw bilang di atas kalau setiap orang
punya tantangannya sendiri, termasuk gw. menyusun Tugas Akhir sambil
menyelesaikan Laporan Pertanggungjawaban kepengurusan LEM itu bukan perkara
mudah. Gak usah gw jelasin deh ya gimana perjuangan gw itu. Yang pasti gw udah
membuktikan kepada semua orang bahwa gw mampu.
Lulus dengan nilai A mungkin buat
sebagian orang biasa aja. Gak salah sih, tapi kalau gw sendiri, gw merasakan
hal yang berbeda. Selama ini gw selalu berkata pada diri gw kalau semua orang
pada dasarnya mampu melakukan berbagai macam hal secara bersamaan, bahasa
kerennya sih multitasking. Makanya gw
berani mengambil tanggung jawab sebagai Staff Sekretaris Umum Bagian
Administrasi Lembaga Eksekutif Mahasiswa disaat gw masuk tingkat akhir dan gw
pun sadar ketika gw harus dihadapkan pada kewajiban akademis gw membuat Tugas
Akhir. Sekarang hipotesis gw terbukti. Gw berhasil menyelesaikan keduanya
dengan baik. LPJ selesai, TA pun selesai. Dan yang lebih membanggakan adalah gw
adalah angkatan 2010 yang pertama lulus di program studi Manajemen Keuangan. Bangga.
Bukan bangga atas kelulusan gw
dan memandang rendah orang-orang yang masih berjuang dengan TA mereka, justru gw
bangga dengan diri gw sendiri karena gw berhasil memberikan sebuah pembuktian
bahwa gw mampu. Ya memang sih gak mudah, butuh kerja keras banget-banget. Makanya,
malu dong kalo bikin TA masih males-malesan sedangkan lo gak punya tanggung
jawab lain selain kuliah dan bikin bangga orang tua di rumah.
Sekarang, gw adalah seorang
diploma. Hal yang membuat gw makin sadar akan tanggung jawab gw kepada diri
sendiri adalah sebuah percakapan saat gw minta tanda tangan dosen pembimbing gw
buat lembar pengesahan sidang komprehensif.
Gw: “pak, gimana sidang saya
kemarin?”
Dospem: “lumayan, yang penting
saudara bisa memberikan argumen untuk meyakinkan penguji. Mempertahankan apa
yang saudara tulis itu udah lebih dari cukup. Masih banyak yang jauh lebih
buruk dari saudara.”
Gw: “saya pasrah pak, dikasih
nilai apa aja, yang penting saya udah usaha semampu saya. Pertanyaan penguji juga diluar perkiraan semua.
Tapi Alhamdulillah bisa dapet A.”
Dospem: “iya, tapi saudara juga mesti ingat. Nilai
A itu bukan sebuah jaminan kesuksesan, nilai B juga bukan sesuatu yang hina. Adakalanya
seseorang menguasai bidang tertentu tapi malah dia mendapatkan nilai B, tugas
dia adalah meyakinkan orang lain bahwa ia sebetulnya mampu. Dan orang yang
mendapatkan nilai A, bagaimana dia mampu mempertanggjungjawabkan nilai tersebut
di dunia kerja.”
--- hening---
Dospem: “ini bukan akhir, tapi ini adalah awal
dari pintu kesuksesan saudara. Jalan saudara masih panjang. Masih panjang jalan
terjal yang harus saudara lewati untuk sukses di bidang yang saudara sukai. Masing-masing
punya minat yang berbeda. Pokoknya semoga sukses deh.”
Yah itulah sepenggal kisah
perjalanan hidup gw. Masing-masing orang punya cerita hidupnya. Bangga dengan
kehidupan sendiri adalah salah satu hal yang membuat kita bisa diterima oleh
lingkungan. Gak akan ada yang mau berteman dengan orang yang putus asa.