Ordinary (1)


Aku berlari menantang teriknya matahari, ingin rasanya cepet-cepat tiba di rumah. Bagiku rumah adalah tempat terdamai di dunia. Aku sudah muak dengan hiruk pikuk kegiatan kota metropolitan yang padat. Mulai dari kemacetan lalu lintas, orang kantoran yang sangat sibuk lalu lalang, sampai tindakan kriminal yang  sering terjadi di jalan. Aku sempat berpikir mengapa orang-orang betah tinggal di kota yang sempit ini sedangkan wilayah Indonesia kan luas. Lihat pulau kalaimantan, pulau-pulau lain yang jarang penduduknya. Daripada dicaplok Negara lain bukankah lebih baik kita yang mengelola? Aku teringat perkataan guru pendidikan kewarganegaraanku tadi pagi.

Lupakan soal kepadatan penduduk, itu bukan urusanku. Yang terpenting bagaimana aku bisa sesegera mungkin tiba di rumah. Mengganti pakaian seragamku yang basah oleh keringat dan sejenak bersantai sambil mengibaskan kipas dari anyaman bambu, bagiku itu adalah cara bersantai yang paling asik.  Aku terbayang aroma tempe orek dan sambal tomat biinan emak, itu adalah makanan pavoritku. Makan dulu apa santai dulu ya? Aku jadi bingung. Apa ya namanya? Galau ya? Tapi aku galau bukan karena cinta, membayangkan aku mendapatkan cinta dari seorang kekasih pu aku tak berani. Aku lelaki normal tapi aku sadar dengan keadaan ekonomi keluargaku. Aku bisa bersekolah karena program beasiswa dan setelah aku lulus nanti, hal yang akan ku lakukan adalah membahagiakan emak. Saat teman-teman seusiaku merayakan sweet 17 di sebuah cafĂ© mewah, aku cukup merayakan dirumah bersama emak, bapak, dan adik perempuanku yang baru menginjak masa puber. Tapi itu membuatku puas. Untuk apa aku memaksakan diri untuk mengikuti gaya hidup yang tak cocok untukku? Pamer? Supaya dibilang hebat?

Aku hampir tiba di rumah, aku bertemu bapak membawa sebuah sepeda di ujung gang.
“sepeda siapa ini pak?” tanyaku penasaran.
“sepeda kamu.” Bapak menjawab sambil tersenyum.
“bapak membelikan aku sepeda?” aku bingung.
“iya, ini hadiah ulang tahunmu yang ke-17. Maaf, bapak tidak bisa memberikan hadiah yang lebih baik dari sepeda bekas ini.”
Aku terdiam tidak percaya. Sudah lama aku bermimpi mempunyai sebuah sepeda untuk kubawaa ke sekolah. Dengan sepeda ini, aku akan mendapatkan uang lebih banyak. Aku tidak perlu lagi berjalan puluhan kilometer untuk menjajakan susu kedelai buatan pak haji. Aku bisa menggunakan sepeda ini untuk berjualan.

Aku langsung menyambar sepeda itu dan mengayuhnya sampai rumah. Ak lupa aku mencium tangan bapak sebagai ucapan terima kasih.
“EMAK.. EMAK.. SEKARANG BAYU PUNYA SEPEDA.. “ aku besorak kegirangan.
Emak yang sedang membuat gado-gado pesanan ibu-ibu tetangga kulihat hanya tersenyum lebar melihatku bahagia.
“sudah sana, kamu ganti baju terus makan. Emak buatkan kamu sambal goreng tempe.” Emak menyuruhku untuk makan.
“oke mak.”
Aku masuk ke dalam rumah kemudian langsung menuju halaman belakang untuk mengambil kaos dan celana yang tergantung di tali jemuran. 

BERSAMBUNG
follow me on twitter: @Zukhuu

Friendship

Lagi-lagi blog ini hadir dengan curhatan gw. Tapi gapapa kan ya, gw lagi webe buat yang namanya nulis cerita bagus. Masih inget postingan gw tentang Gank UNO waktu itu?? Postingan ini adalah lanjutan ceritanya.

Gw gak nyangka kalo gw akan punya sahabat-sahabat yang kompak. Jujur awalnya gw pikir kuliah itu adalah ajang pencarian nilai dalam individualisme, tapi ternyata gw salah. Gw bertemu dengan anak-anak yang seru dan kompak. Berawal dari kebersamaan kita di dufan, yang awalnya biasa-biasa aja tapi kok lama-lama makin akrab ya. Kita udah mulai terbuka satu sama lain tentang apa yang kita rasain. Kita terbuka setiap ada masalah di sekitar kita, bertukar pikiran dan sama-sama mencari solusi. Seringnya kita seru-seruan main UNO makin menambah erat kebersamaan kita, lambat laun kita pun mulai menyapa dengan sapaan ‘sahabatku.’
tweetnya Adhi. (@darmint11)

Persahabatan ini indah, meski kadang ada batu kerikil entah siapa yang menebar. Gw sempet nyebut kita adalah Gank UNO, dengan anggota Adhi, Ayu, Azmi, Cika, Febri, Grace, Putri, Kimau, Reza, dan terakhir gue sendiri. Tapi dari semua itu Cuma grace yang gak pernah ikutan main, no problem.

Pada suatu hari gw upload foto di facebook dengan nama album Gank UNO. Kalian tau apa yang terjadi? Beberapa saat kemudian Reza sms gw, wah, ada apaan nih, pikir gw.
Reza: asslm mi, nama albumnya diganti donk jangan genk UNO.
Gw: lah, kenapa emang?
Reza: karena persahabatan kita lebih dari sekedar Gank dan lebih berharga dari selembar kartu UNO.
Sumpah gw spechless di TKP, gak ngerti mesti ngomong apa. Awalnya Gw berpikir ini hanyalah ungkapan kebahagiaan sesaat karena abis seru-seruan main UNO di kelas. Tapi lambat laun gw semakin sadar terlebih setelah reza nyebar sms tentang persahabatan, gw terharu sampe mau nangis, akhirnya gw post di twitter:

urutannya dari bawah ke atas yaa..

Eits, tungu dulu. Kami dekat tapi kami tak menutup diri dengan lingkungan lho, apalagi gw. Gw punya prinsip bahwa gw berteman dengan siapapun kecuali orang yang gak mau berteman sama gw.

Mereka adalah sahabatku, masing-masing dari mereka gw yakin punya sahabat terbaiknya dalam kehidupan mereka. Mungkin terlalu prematur gw bikin postingan kaya gini, tapi gw cuma mau share kalo gw punya sahabat baru dan mereka adalah orang-orang terbaik di sekitar gw saat ini.

friends will come and friends will go, the seasons change and it will show, i will age and so will you, but our friendship stays, strong and true (@zamarzamar )

Sekian dulu yah.. Follow me on twitter: @zukhuu

Pengalaman Kolaboralis

Sedikit cerita tentang pengalaman gw ikut kolaboralis semalem. Apaan tuh kolaboralis? Kolaboralis itu adalah akronim dari kolaborasi menulis. Jadi kita sesama penulis diberikan kesempatan menciptakan sebuah cerita yang baru dengan berkolaborasi bersama beberapa penulis. Masih bingung yah? Jadi gini. Peserta dibagi dalam beberapa tim, nah masing-masing tim itu diwajibkan menciptakan sebuah cerita tapi nulisnya gantian. Tiap anggota punya kesempatan buat nulis satu paragraf terus dilanjutin lagi sama anggota tim yang lain sampai membentuk sebuah cerita yang unik.

Kok bisa?

Ya, awalnya juga gw ragu apa gw bisa, mengingat  kualitas tulisan gw yang standar baget. Tapi gw dengan pedenya mengajukan diri sebagai peserta itung-itung sambil belajar. Kan gak masuk penjara ini.

Gw masuk dalam tim biru, Cuma berdua. Terlebih lagi gw harus menciptakan sebuah tokoh dari sudut pandang perempuan. What?? Apa yang mesti gw tulis? Tambah bingung dah gw. Tapi ya sudahlah nikmati aja, ini tantangan dan ternyata seru juga. Gw berkewajiban mengimbangi tulisan partner gw yang  kalo boleh gw bilang WAW supaya jadi cerita yang ‘nyambung.’ Sedangkan tulisan gw?? Hmmmm.. Muka tembok deh, dia gak kenal gw ini. Hahaha.. Yang penting gw udah mengerahkan seluruh kemampuan dan imajinasi yang gw punya.  

Oh iya lupa, kolaboralis ini diadain sama @nulisbuku. Peserta kolaboralis menuangkan idenya secara online pake google docs. Apaan lagi tuh? Ya begituan deh, jadi itu kaya semacem layanan dari google buat bikin dokumen. Tampilannya sih mirip-mirip kaya ms.word jadul dan pertama kalinya gw pake yang begituan. Hahaha.. norak deh.


Semua hasil karya diposting di blognya @nulisbuku termasuk karya gw. Eh maksudnya karya kami. Buka aja link ini 

Oke, sekian dulu cerita pengalaman gw. Kapan-kapan mau ikutan lagi aaah.. selain bisa belajar, kita bisa nambah temen lho.

follow me on twitter: @Zukhuu

    Pengikut