Guru


Kelas ini begitu hening. Tak ada lagi suara tawa siswa kelas V SD yang setiap hari memenuhi ruang kelas yang sempit itu. Kini kelas itu terasa sangat hening, sangat hening. Pak guru mengambil sebuah buku pelajaran matematika dari dalam tas yang selalu Ia bawa. Ia mengambil sebuah daftar hadir dan beberapa batang kapur tulis dari dalam tas itu juga.
Pak guru beranjak dari mejanya kemudian ia menulis beberapa soal di papan tulis hitam. Papan tulis itu tergantung dibawah foto Garuda Pancasila yang sudah terlihat usang. Kelas itu masih terasa hening begitu pak guru membalikkan badannya seusai menulis soal. Ia kembali duduk diatas kursinya. Pandangan matanya lurus menatap ke depan dan terlihat butiran air mata yang hampir menetes. Sejauh mata memandang, ia hanya melihat sebuah ruang kelas yang sangat memrihatinkan. Hanya tersisa puing-puing bangunan yang hangus setelah dilalap api kebakaran dua hari yang lalu.

Untitled


Cukup lama aku bersandar pada dinding rapuh. Kau tahu, untuk beranjak dari sini tak semudah menghirup udara saat kau bebas. Ya, itu hanyalah dinding seperti halnya kau melihat jejakku ditanah.
Tapi bagiku, itu adalah sebuah harapan tinggi yang sulit untuk ku gapai. Dinding ini begitu rapuh yang jika kupaksakan untuk kugapai, aku yang akan menjerit.
Cukup kupendam hasratku, penuh harap. Dan kembali ku sadari aku bukanlah kesatria yang mampu menggapai dinding harap yang kupandangi.
Jika kau bertanya, untuk apa kupandangi dinding itu? Untuk apa aku berhasrat menggapainya?
Akan kujawab. Aku ingin melepaskan seorang puteri dari belenggu kesedihan. Kini ia berada dibalik dinding itu. Jika kupaksakan, bukan hanya diriku yang menjerit tetapi sang puteri juga akan merasa sakit. Ah, aku tak sanggup jika harus melihatnya sakit. Tapi aku juga tak mampu membebaskannya dari belenggu ini. Ia tak menginginkan diriku.
Biarlah, aku akan mencari seorang kesatria yang mampu menaklukkan hati sang puteri, membawa ia keluar dari kesedihan, dan membuatnya bahagia.

Aku juga akan tersenyum melihat mereka tertawa.  


END

(follow me on twitter: @ZukHuu)

    Pengikut