Pengalaman Nyasar

Lupakan sejenak tentang cerbung, mari simak cerita tentang pengalaman gw beberapa hari yang lalu. Tapi kalian tak perlu cemas, gundah gulana, ataupun galau. Karena gw tetap akan meyelesaikan cerbung gw yang belum tuntas jalan ceritanya.

Tes. Tes.. (ceritanya ngetes microphone)
Gw akan menceritakan pengalaman gw beberapa hari yang lalu, semoga dapat dijadikan pelajaran bagi kalian, supaya kejadian ini tidak terulang lagi. Saya tak ingin pembaca sekalian mengalami hal serupa dengan saya. Oke, ini terjadi pada tanggal 18 Februari 2011 hari Jumat dan bertepat dengan 15 Rabiul Awwal 1432H.

Hari jumat adalah hari wajib gw untuk datang ke sekolah. Madrasah Aliyah Negeri 7 jakarta tercinta. Jalan Binawarga 99, Srengseng Sawah Jagakarsa Jakarta Selatan. Meski gw udah berstatus mahasiswa tapi gw akan pernah melupakan sekolah gw tercinta yang telah membesarkan nama gw seperti sekarang ini, terutama pada bapak dan ibu guru yang telah berjasa mendidik gw hingga memiliki ilmu pengetahuan dan akhlak yang niscaya akan sangat berguna bagi gw dalam mengarungi bahtera kehidupan di dunia global ini. *halah..

--- skip ---

Ya, intinya gw ke sekolah untuk mengajar.
Tanya: “Ngajar apaan mi?”
Jawab: “ngajar sains club kimia.”
Tanya: “lah, bukannya lu anak manajemen keuangan.”
Jawab: “lah, gw mah multi talent.”

--- daripada makin gak jelas mending di skip ---

Hari jumat yang cerah pada awalnya, namun tiba-tiba hujan deras tanpa permisi menghantam suasana ceria itu, memaksa kami (gw, Nida, dan Iin) tinggal lebih lama di sekolah sambil menunggu hujan reda. Selang beberapa lama, akhirnya hujan pun reda, hujan yang amat mengerikan, seakan-akan butiran air itu mengejar kami, seperti senjata ninja yang digunakan untuk menghabisi musuh.

Hujan reda, saatnya pulang. Rasa penasaran gw ingin melihat rumah anggota DPRD depok akhirnya gw mengantar Nida sampai pintu rumahnya. Daerah perumahan Maharaja Sawangan. Tidak berlama-lama, akhirnya gw pamit pulang karena gw hanya ingin melihat rumah wakil rakyat penghuni gedung DPRD Depok. Konon katanya, ayahnya Nida temen gw ini anggota DPRD Depok lho.

Daerah Sawangan yang macet akhirnya memaksa gw mencari jalan alternatif lain. Selain menghindari macet, juga untuk menghindari Anggiet. Apaan tuh Anggiet? Anggiet adalah temen gw. Gw lagi berantem ceritanya, tapi dia mengajak gw reunian. Gw khawatir pada saat gw sampai rumah, dan orang itu sudah siap sedia menjemput gw dengan motor varionya yang berkelap kelip seperti komedi putar di pasar malam. Gw malas ikut, oleh karena itu gw agak mengulur waktu untuk sampai di rumah. Supaya teman gw itu mengurungkan niatnya untuk menjemput gw karena gw belum pulang.

Tapi ini malah jadi bala buat gw. Gw membelokkan si revo ke arah mampang, dengan tujuan tembus di daerah jagakarsa dan menghindari sawangan yang macet. Rutenya kurang lebih begini nih:

gw belok ke arah Mampang

Gw merasa sudah mengenal jalanan itu karena sudan beberapa kali lewat. Namun godaan wanita membuat gw lupa segalanya. Saat gw asik memacu motor gw dengan santai, terdengar bunyi klakson mobil dari belakang, dan gw pun langsung menepi untuk memberikan kesempatan mobil itu mendahului gw. Mobil itu ternyata adalah angkot yang berisi wanita-wanita cantik. Emang dasar usil, mereka memerhatikan gw dengan pandangan yang berbeda. Merasa diperhatikan, gw pun akhirnya mendahului angkot itu dan berjalan di depannya. Beberapa saat kemudian angkot itu mendahului gw lagi. Sengaja banget kayanya. Wanita-wanita itu terus memerhatikan gw sambil melontarkan senyuman mautnya. Sambil tersenyum, salah satu dari mereka menggambar love di kaca. Ge er donk gw. Secara tampang gw juga lumayan. Hehehe..


foto-foto narsis Gw. hehehe.. :p

Gw merasa dikerjain, akhirnya gw mengambil jalan yang berbeda dengan angkot itu, dengan harapan gw akan memotong jalan dan kembali ke jalan yang benar untuk sampai ke jagakarsa. Gw sebenarnya sama sekali gak kenal arah mana yang gw ambil tapi gw yakin kalau gw pasti akan menemukan jalan yang benar. Namun semua itu salah. Jalan itu lurus tanpa ada jalur lain, semakin lama, semakin jauh, dan semakin sepi. Gw terus berjalan tanpa tau arah, dan gw baru menyadari kalau gw sedang tersesat. Jalan yang amat rusak dengan genangan air dimana-mana.

Menjelang maghrib, akhirnya gw bertemu dengan wanita yang sedang mengendarai mio. Pikiran gw langsung melayang ke lagunya SKJ 94 yang skutermatic. Sambil berdendang dalam hati, gw melihat SMAN 6 depok. YES! Jalan raya juga akhirnya, gw bisa pulang. Ingat kata changcuters, wanita itu racun dunia. Ada benarnya saat itu, gw mengikuti wanita itu padahal sebenarnya arah yang dia ambil bertolak belakang dengan arah gw pulang.

kaki: arah gw berjalan


Gw baru menyadari gw semakin tersesat saat gw berjalan sangat jauh, mungkin dari terminal depok sampai kalibata. “Kok gak ada ujungnya nih jalan?” pikir gw. Iseng gw melihat apotek, disana tertulis ‘cinere ujung’ HAH?? Makin nyasar donk gw? Akhirnya gw memutuskan buat menepi dan bertanya ke pedagang asongan kemana arah yang benar menuju sawangan. Dan benar dugaan gw, gw salah arah. Sedih rasanya, jangan sampai gw meninggal di jalanan karena tersesat. Bisa masuk on the spot trans 7 nanti.
Tanpa berlama-lama akhirnya gw putar arah, melewati jalan yang tadi gw lewati. Berjalan, memacu motor gw lebih cepat karena gw tidak mau kemalaman di daerah yang sama sekali gw gak kenal.

akhirnya gw memilih jalan yang benar


Bertemu lagi dengan SMAN 6, hati gw sedikit lega, melewati masjid kubah emas, makin lega, dan akhirnya gw berada di pertigaan parung bingung. Jalan pulang di depan mata, namun lagi-lagi mata gw dibutakan oleh wanita. Melihat wanita muda mengendarai motor matic denga rambut yang tergerai tertiup angin mengingatkan gw dengan iklan shampo di televisi. Daaan, gw salah ambil arah lagi. Gw malah mengikuti wanita itu. 

kembali salah arah


Sadar gw salah arah lagi akhirnya gw putuskan untuk beristirahat di SPBU sekedar untuk meregangkan otot dan sholat maghrib. Meminta petunjuk kepada Allah.

Gw bertanya kepada orang disana, kemana arah sawangan? Akhirnya gw diberi tau dan memang benar, gw salah arah lagi. Selesai sholat, gw segera meluncur ke arah yang benar
arah yang benar

Akhirnya gw kembali ke depok 1 dan berhasil melihat kembali foto bapak Nur Mahmudi (walikota depok) yang terpampang di baliho samping lampu merah fly over Arief Rahman Hakim. Akhirnya gw sampai dirumah. Perasaan gw saat sampai di pintu rumah: lega. Bagaikan petualang yang tersesat di hutan rimba dan berhasil menemukan jalan pulang. 



2 Responses
  1. W2 Says:

    Jawab: “ngajar sains club kimia.”
    Tanya: “lah, bukannya lu anak manajemen keuangan.”
    Jawab: “lah, gw mah multi talent.”

    As-astagaa... ngakak gue Zul =)) I-itu..narsis amat =))

    Bytheway, ceritanya kocak. Haha


  2. Zulfahmi K. Says:

    buat yg baca sih kocak, buat gw yg ngalamin mah surem. hahaha..


    Pengikut