Ya, entry kali ini adalah ending dari entry sebelumnya.
Hembusan angin terasa dingin masuk melalui celah jendela kamar yang lupa gw tutup. Sudah menjadi kebiasaan gw lupa menutup jendela dan Cuma menarik gorden untuk menutupi padangan dari luar. Kebiasaan lupa yang gak patut buat ditiru. Gorden melambai-lambai tertiup hembusan angin yang cukup kencang karena saat itu rintikan hujan mulai turun membasahi bumi Depok.
Gw membuat draft ini pukul dua pagi setelah gw menyadari insomnia menjajah badan gw. Daripada bengong dikasur tanpa kegiatan mending gw nulis kan? Manfaatkan insomnia dengan kegiatan bermanfaat. Sambil diiringi hembusan angin seperti di film horror buatan Indonesia. Lampu mouse yang berkelap-kelip aneka warna turut menyemarakkan acara menulis gw kali ini.
Pagi hari, kegiatan gw di hari libur adalah twitteran, adu bacot sama teman-teman. Dan kegiatan itu entah apa disebutnya justru yang menjerumuskan gw pada sebuah titik kejujuran. Ya, kejujuran dari sesuatu yang selama ini gw sembunyikan.
Anggiet, sahabat yang 2 tahun berturut-turut duduk satu meja sama gw waktu disekolah, mulai kumat sifat jahilnya. Entah apa yang dipikirnya, bercandanya sama sekali gak lucu. Membahas tentang orang yg suka di twitter dan dengan percaya dirinya mention ke orang tersebut.
Entah niatnya mempermalukan gw atau dia menyuruh gw buat jujur sama perasaan gw, yg jelas gw gak tau. Marah?? Pastinya. Kesel?? Jangan ditanya. Rasanya bumi pun bergoncang saat dia dengan santainya seakan tanpa dosa mention ke orang yg gw suka dan bilang kalo gw suka sama dia. Hoaaaah, andai aja gw punya lingkaran penembus doraemon, atau layar laptop kesayangan gw ini bisa terhubung ke layar BB nya, pasti gw udah memasukkan tangan gw kedalam layar laptop gw, tembus ke layar BB nya, dan BUK! Tonjokan yang tepat di hidungnya yang bentuknya seperti dibuat-buat.
Berhasil mengalihkan topik pembicaraan berkali-kali mungkin gak membuat dia puas. Memberi waktu gw sedikit buat beristirahat dan mulai mengusik ketenangan batin gw lagi pada malam hari saat gw online. Ya, kali ini lebih parah, gw hampir aja menulis kata-kata yg terkutuk karena amarah gw sudah diubun-ubun.
Beberapa saat gw terdiam untuk berpikir, mungkin saatnya buat gw meluapkan apa yg ada di hati gw. Sesuatu yg gw simpan rapat-rapat dalam ruangan hampa. Kata sahabat gw @ayudianti, sebaiknya gw memang meluapkan semuanya agar hati plong. Ada benarnya juga, perasaan yg gw simpan ini sudah terlalu lama, mungkin beberapa bulan sejak Cut Tary mengakui hubungan terlarangnya dengan Ariel di media massa.
Dengan keberanian hati, dengan membaca basmalah gw ketik link menuju entry blog gw pada kotak posting, gw mention ke dia agar dia membaca tulisan tersebut dan akan gw jelaskan semuanya. Sebelumnya gw memang udah sadar bahwa kisah ini mungkin gak akan indah seindah sunset pantai Kuta, tapi seenggaknya gw udah mencoba buat berbicara dan berhenti membohongi diri sendiri.
Apa yg terjadi?? Dia shock pastinya.
Terus??
Gak ada terusannya. Dia gak menjawab apa-apa cuma bilang mengucapkan beberapa kalimat yg intinya dia masih shock dan masih gak percaya, maka dari itu gw mengambil kesimpulan sendiri kalau dia cuma menganggap gw sahabat. Mungkin ini kesimpulan yg terlalu premature tanpa bertanya lebih jauh. Karena pada malam itu otak gw gak bisa berpikir jernih. Flu yg menyiksa gw berhari-hari masih setia, ditambah lagi dag dig dug. Yah, begitulah kalo tanpa persiapan. #bodoh. Yes, I’m a stupid boy.
Gw berpikir untuk menyelesaikan semuanya malam ini. Maka gw pun berterus terang pada teman baik gw yang mempunyai perasaan yg sama dg gw atas gadis itu. Sebut saja inisial AR. Berterus terang dan meminta maaf apabila telah membuatnya kecewa gw lakukan. Dan syukur Alhamdulillah dia mengerti dan kemudian berlajut ke acara curhat-curhatan yg panjang.
Sampai sekarang pun gw gak tau gadis itu punya perasaan yg sama seperti gw apa gak. Andaipun tidak, gw juga gak akan memaksa. Tapi gw masih berharap iya.
Sebuah kalimat untukmu ANF:
I'll still love you even if you only consider me as a friend :)