Andy telah menjual Mawar pada investor itu, namun dasar tua-tua keladi, investor itu (disamarkan namanya) menginginkan satu wanita lagi untuk menemaninya di kamar hotel. Ia segera menghubungi Andy. Nasi sudah menjadi bubur, Mawar telah laku terjual, maka andy menyerahkan Melati untuk diserahkan kepada orang tua tak tahu diri itu. Andy pun mengantongi uang yang tak sedikit jumlahnya. Sangat cukup untuk melebarkan sayap usahanya.
Dengan dalih mengikuti pelatihan, Andy mengutus Mawar dan Melati ke sebuah hotel. Sebelumnya mereka dibelikan baju baru dengan potongan dada rendah dan terlihat masih setengah jadi. Meski agak risih, Mawar dan Melati menuruti perintah atasannya.
Sampai di hotel, mereka disambut oleh pemuda berpostur tubuh tinggi dengan jaket kulit dan kacamata menambah kesan misterius pada dirinya. Pria itu mengantarkan Mawar dan Melati ke sebuah meja yang telah tertata rapi. Di meja itu sang investor menyambut kehadiran mereka. Merasa sudaah saling mengenal, Mawar dan Melati tidak menaruh curiga sedikitpun kepada bapak tua itu dan tanpa ragu meminum orange juice yang dibawakan pelayan hotel, tanpa sepengetahuan gadis lugu itu, minuman tersebut telah dicampur obat penenang dan sedikit obat perangsang. Tidak sulit menemukan barang seperti itu di Jakarta selama mempunyai uang.
Beberapa saat obat itu mulai bereaksi, seketika Mawar dan Melati merasakan kantuk yang amat dahsyat dan tak perlu menunggu waktu lama, mereka tertidur dengan lelap.
--- skip ---
Pagi menjelang, menyambut sang surya bersinar dengan semangat membara. Efek obat itu berangsur hilang, Melati mulai tersadar. Ia sangat terkejut mendapati dirinya dalam kamar hotel dengan keadaan yang sangat memalukan, tanpa sehelai benang yang membalut tubuhnya, dan ia melihat bercak darah di sekitar kewanitaannya. Ia menyadari bahwa ia telah diperkosa, tapi oleh siapa?
Melati sangat syok pagi itu, ia menangis sejadi-jadinya, berteriak hingga membangunkan Mawar. Mawar pun tak kalah kaget melihat kondisi dirinya demikian, tetapi Mawar tak menangis seperti Melati, karena Mawar memang sudah tidak perawan saat diperkosa oleh Budi, preman kampung saat berumur 16 tahun.
Mereka berpelukan sambil menangis terisak-isak, tiba-tiba dari balik pintu muncul bapak investor tua yang memperkosa mereka, ia tertawa terbahak-bahak dan memberikan sebuah kepingan DVD kepada mereka. DVD itu berisi rekaman pemerkosaan yang akan dikirim kepada keluarga mereka apabila berani melapor polisi. Dan mereka dilarang untuk menentang perintah apapun dari sang investor, termasuk patuh apabila diperintahkan untuk menemani klien tidur. kini dua sahabat itu telah menjadi paket pelacur yang terkenal eksklusif karena hanya orang yang memiliki kocek tebal dan para pengusaha kaya yang dapat menikmati tubuh mereka. Ada Mawar, maka ada Melati. Sungguh biadab.
Hari demi hari mereka lalui dengan kesedihan, hidup dengan fasilitas lengkap dan uang yang banyak tidak membuat mereka bahagia. Mereka harus rela disetubuhi oleh orang yang tidak mereka kenal. Bahkan beberapa dari bajingan itu kerap berbuat kasar apabila Mawar dan Melati tidak bersedia memenuhi permintaannya.
Dua tahun bukanlah waktu yang singkat, bahkan terasa sangat lama. Selama itu mereka tidak pernah mengunjungi sanak keluarga mereka, untuk mengirim surat pun tak diizinkan. Dengan mengumpulkan keberanian dan tekad yang kuat, akhirnya Mawar menghubungi pihak kepolisian untuk membongkar bisnis pelacuran ini. Tak beberapa lama, akhirnya investor tua itu beserta anak buahnya berhasil diringkus polisi dan dijebloskan kedalam hotel berjeruji besi.
Setelah proses hukum selesai, Mawar dan Melati ingin menata kembali hidup mereka. Rasa rindu kampung halaman yang melanda batin mereka seakan-akan menarik untuk pulang dan bertemu sanak keluarga di kampung, tapi apa kata orang nantinya, pergi ke Jakarta selama dua tahun lebih tetapi pulang tanpa membawa hasil apapun. Ia tak mau uang haram hasil melacur diberikan kepada orang tua mereka, mereka tidak mau mengotori darah orang tua mereka dengan barang haram.
Mawar dan Melati berwisata ke puncak. Ingin menikmati udara segar setelah sekian lama tidak mereka rasakan. Saat sedang menikmati panorama kebun teh ditemani secangkir the jahe hangat, mereka dihampiri oleh seorang pemuda berperawakan arab, ia berbicara dengan bahasa Arab, tetapi Mawar dan Melati sama sekali tidak mengerti. Kemudian ia mencoba berbicara dengan bahasa Inggris, tetap saja mereka tidak mengerti.
Beberapa saat kemudian seorang wanita dengan perhiasan emas yang bersinar menghampiri mereka yang sedang dilanda kebingungan. Ternyata pemuda arab ini salah orang. Ia adalah orang yang ingin kawin kontrak. Wanita itu sebut saja bernama susi menjelaskan apa itu kawin kontrak, berbagai keuntungan dan persyaratannya, namun ia sama sekali tak menyinggung akibat buruknya. Mawar dan Melati ditawari untuk bergabung dengan ‘agency kawin kontrak’ miliknya dan dijanjikanakan diberikan kemudahan. Tanpa berpikir lama, akhirnya Mawar memutuskan untuk bergabung karena ia butuh pekerjaan, lagipula ia akan dinikahkan dan tidak akan di grebeg hansip karena disangka kumpul kebo. Masa bodo dengan urusan agama, toh selama ini ia telah kotor dengan dosa. Begitulah jalan pikiran Mawar, prinsip yang tak patut ditiru.
Merasa tidak ingin berpisah dengan Mawar, akhirnya Melati juga bersedia untuk bergabung dalam agency terlarang itu. Ikut-ikutan dalam kemaksiatan apapun alasannya tetap tidak diperbolehkan dalam agama.
Bagaimana kehidupan kawin kontrak mereka? Nantikan kisah berikutnya.
BERSAMBUNG